Salah satu penyumbang SDM untuk industri manufaktur adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Kini telah banyak diakui oleh industri bahwa lulusan SMK merupakan tulang punggung pemenuhan kebutuhan tenaga kerja. Tingginya kebutuhan industri akan tenaga kerja tidak diimbangi oleh lulusan SMK yang siap. Tidak semua siswa SMK yang sudah diterima di industri dapat bertahan lama. Tenaga kerja lulusan SMK banyak yang tidak betah bekerja di industri karena merasa stress dengan budaya kerja yang menuntut produktivitas tinggi. Budaya Kerja Industri merupakan kebutuhan mendasar yang harus dimiliki lulusan SMK Bidang Mesin untuk bekerja di industri
Menyikapi pentingnya implementasi budaya kerja industri pada siswa SMK, ADGVI bekerjasama dengan Program Pascasarjana UNY menyelenggarakan Pelatihan Strategi Implementasi Budaya Kerja Industri pada Pembelajaran Kejuruan, 30 Juli 2022-10 September 2022. Pelatihan ini gratis bagi anggota ADGVI. Pelatihan dibuka secara resmi oleh Ketua Umum AGDVI, Dr. Ir. Widarto, M.Pd.
“Pelatihan ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi guru SMK untuk belajar strategi bagaimana menumbuhkan budaya kerja industri pada pembelajaran kejuruan,” ungkap Widarto saat membuka acara pelatihan.
Kegiatan pelatihan dimulai dengan materi pengenalan ADGVI dan Pengenalan Program Studi S3 Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Pelatihan hari pertama dilanjutkan dengan materi Budaya Kerja Industri yang meliputi membudayakan 5S (seiri, seiso, seiton, seiketsu, dan sitsuke), membudayakan K3, membudayakan kaizen (continual improvement) yang disampaikan oleh Dr. Ir. Sutopo, M.T., Ketua Pengelola Kampus Vokasi Gunungkidul UNY.
Rangkaian pelatihan akan dilanjutkan pada tanggal 06, 13, 20, dan 27 Agustus 2022 dengan materi Integrasi Budaya Kerja Industri ke dalam Pembelajaran Vokasional (Penyusunan Modul Ajar berbasis Budaya Kerja Industri). aew